Rabu, 25 April 2012

Kasih Sayang Seorang Ibu


Konon pada jaman dahulu, di Jepang ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke hutan. Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya. Alkisah ada seorang anak yang membawa orang tuanya (seorang wanita tua) ke hutan untuk dibuang. Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Si anak laki-laki ini menggendong ibu ini sampai ke tengah hutan. Selama dalam perjalanan, si ibu mematahkan ranting-ranting kecil. Setelah sampai di tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini.
“Bu, kita! sudah sampai”,kata si anak. Ada perasaan sedih di hati si anak. Entah kenapa dia tega melakukannya. Si ibu , dengan tatapan penuh kasih berkata:”Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kamu kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus. Dan sampai detik ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang.
Nak, Ibu tidak ingin kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka dijalan. Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, agar bisa kamu jadikan petunjuk jalan”. Demi mendengar kata-kata ibunya tadi, hancurlah hati si anak. Dia peluk ibunya erat-erat sambil menangis. Dia membawa kembali ibunya pulang, dan ,merawatnya dengan baik sampai ibunya meninggal dunia.
Mungkin cerita diatas hanya dongeng. Tapi di jaman sekarang, tak sedikit kita jumpai kejadian yang mirip cerita diatas. Banyak manula yang terabaikan, entah karena anak-anaknya sibuk bisnis dll. Orang tua terpinggirkan, dan hidup kesepian hingga ajal tiba. kadang hanya dimasukkan panti jompo, dan ditengok jikalau ada waktu saja. Kiranya cerita diatas bisa membuka mata hati kita, untuk bisa mencintai orang tua dan manula. Mereka justru butuh perhatian lebih dari kita, disaat mereka menunggu waktu dipanggil Tuhan yang maha kuasa. Ingatlah perjuangan mereka pada waktu mereka muda, membesarkan kita dengan penuh kasih sayang, membekali kita hingga menjadi seperti sekarang ini. Untuk itu"Hormatilah ayahmu dan ibumu , dan perlakukanlah mereka dengan sebaik mungkin seperti mereka memperlakukan dan mencintaimu . Berikanlah kesan yang indah kepada mereka SEBELUM MEREKA PERGI MENINGGALKANMU''

Pengorbanan Seorang Ibu


Di sebuah desa kecil yang amat jauh dari keramaian , tinggalah sosok wanita tua dan seorang anaknya.Suaminya sudah lama meninggal di karenakan sebuah penyakit yang menyerangnya.Dia sering sekali merasakan sedih, pilu, bingung, resah di karenakan anaknya memiliki tabiat yang sangat buruk.Dia sering menangis meratapi nasibnya yang begitu susah serasa di jalaninya,namun di balik kesusahan hidupnya.Dia selalu berdo'a kepada Tuhan,agar dapat merubah sikap anaknya itu 

''Tuhan sadarkanlah anaku yang ku sayangi,supaya ia tidak berdosa lagi,aku sudah tua dan ingin menyaksikan anaku tobat sebelum aku mati dan meninggalkan anaku yang sangat aku sayangi''

Setiap malam dia menderukan kalimat-kalimat itu kepada Tuhan seiring air matanya menetes.Dan suatu hari, anaknya tertangkap mencuri hasil-hasil panen penduduk setempat.Alhasil anaknya di jatuhi hukuman pancung dan berita itu sampailah ke telingaNya.Diapun kembali berlutut kepada Tuhan sambil berdo'a.

''Tuhan ampunilah anak hamba yang sangat hamba sayangi,biarlah hamba yang sudah tua ini yang menanggung semua dosa-dosanya''

Keesokan harinya,rakyat sudah berkumpul di tempat pancung dan mengunggu detik-detik eksekusi,dan anak itu tiba di sebuah panggung panjung yang berlumuran darah bekas orang-orang yang telah dihukum sebelumnya.Eksekutor menunggu lonceng tanda eksekusi akan di lakukan.Lonceng pelaksana pancung belum juga berbunyi,peloncengpun heran mengapa lonceng yang iya pukul tidak berbunyi.saat semuanya bingung,salah satu pelonceng melihat tetesan darah dari dalam lonceng itu.

Taukah apa yang sebenarnya terjadi ??

Ternyata di dalam lonceng itu di temukan Si Ibu Tua tersebut dalam keadaan hancur,Ia mengikat dirinya sendiri di dalam lonceng itu,agar saat lonceng di pukul tidak akan mengeluarkan bunyi,karena Ia tau jika lonceng itu tidak berbunyi maka eksekusi anaknya tidak akan dapat terlaksana.
Setelah tubuh sang Ibu di turunkan dan di letakan dalam sebuah meja,pelonceng menemukan sebuah surat yang ada dalam genggaman sang Ibu lalu memberikan surat itu pada anaknya.

Isi surat itu adalah :

Anaku . .
Ibu sangat menyayangimu .
Walaupun Ibu selalu mendapatkan tangis dari semua perbuatanmu
Anaku . .
Ibu sangat menyayangimu .
Walaupun kamu tidak pernah mensyukuri apa yang ada dalam dirimu
Anaku . .
Ibu sangat menyayangimu .
Walaupun kamu sering membuat Ibumu kecewa
Anaku . .
Ibu sangat menyayangimu .
Walaupun kamu terus dan terus menyakiti hati Ibu
Anaku . .
Ibu sangat menyayangimu .
Walaupun kamu telah membuat Ibumu hancur seperti ini
Berubahlah untuk Ibu .

Setelah sang anak membaca surat itu,dia langsung menangis meraung raung menyesali perbuatanya.
tetapi?? Apakah tangisan itu dapat mengembalikan Ibunya.

Itulah kasih sayang seorang Ibu.Bersyukurlah jika saat ini anda masih memiliki sosok Ibu yang menyayangimu
terimakasih .

Surat Kecil untuk Tuhan



Hai Sobat, namaku Keke. Umurku 13 tahun ketika aku divonis mengalami penyakit kanker ganas bernama Rabdomiosarkoma, sulit bagiku untuk mengerti penyakit apa yang menyerang bagian wajahku itu bahkan untuk menyebut ulang nama penyakit itu, aku sangat kesulitan. Dokter bilang aku terkena kanker jaringan lunak yang sangat langkah dan menjadi orang pertama di Indonesia yang mengalami penyakit itu.
Aku sedih ketika ayahku menangis menolak permintaan dokter untuk melakukan operasi di wajahku. Dokter bilang: bila aku tidak melakukan operasi, maka hidupku tidak akan bertahan lama lebih dari 3 bulan. Aku sangat terkejut, karena penyakit itu tidak memiliki tanda-tanda apapun selain aku mengalami sakit mata yang diikuti dengan mimisan yang terjadi selama seminggu. Kanker itu hanya seukuran kuku jariku dan bersarang di bagian pelipis mataku, tapi operasi itu mengharuskan aku kehilangan sebagian wajah kiri dan mataku.
Ayahku tentu tidak akan rela aku kehilangan bagian wajahku karena aku adalah seorang anak gadis yang akan tumbuh dewasa bagaimanapun kelak. Aku tidak pernah paham seberapa menakutkan penyakit itu hingga aku merasakan sendiri bagian wajahku mulai membengkak sebesar bola tenis dan buta. Ketika aku menangis merasakan kesakitan, ayahku tidak pernah mau jujur mengatakan penyakit itu. Hingga akhirnya aku berjuang hidup selama 3 bulan mencari pengobatan tradisional dan seseorang ulama mengatakan padaku aku terserang kanker.
Perasaanku saat itu sangat hancur, aku tau hidupku tidak akan lama lagi dengan keadaan buta dan kehilangan pernafasan hidung sebelah kiriku. Aku menangis dan protes kepada Tuhan, mengapa ia tega merenggut masa remajaku dan kesempatanku untuk menjadi penyanyi dan model. Air mata yang berjatuhan setiap harinya tak pernah kulewatkan ketika rasa sakit kanker itu datang. Walau demikian aku sungguh beruntung, sahabat-sahabatku, keluargaku dan kekasihku selalu ada disampingku untuk memberikan dukungan tanpa henti.
Ketika aku mulai pasrah Tuhan menjemputku, Aku hanya berdoa berharap kepada Tuhan agar ia memberikan aku waktu lebih lama di dunia ini untuk mengucapkan selama berpisah dengan sahabat, kekasihku dan terutama untuk membuat ayahku bahagia lebih lama.Disaat itu aku tidak mampu berdiri dan mengalami kritis. Tuhan mendengar doaku, disaat itulah aku mendapatkan sebuah mujizat, seorang dokter menyelamatkanku dari penyakit itu disaat-saat terakhir hidupku. aku sembuh dan kanker diwajahku menghilang secara ajaib.
Aku merasakan kebaikan tuhan padaku dan melawan vonis kematian yang dikatakan dokter padaku, aku pun berjanji padanya mulai saat itu untuk bersyukur akan kehidupan yang ia berikan padaku. Usai penyakit itu hilang dalam hidupku, Aku melewatkan hari-hariku dengan bahagia bersama keluarga dan teman-temanku, aku menghabiskan waktuku dengan belajar kitab suci dan mendekatkan diriku pada Tuhan. Hidup-hidupku pun berlalu dengan bahagia walaupun pada akhirnya hal yang tak kuharapkan terjadi lagi dalam hidupku ketika kanker itu kembali padaku, kini ia menyerang wajah sebelah kananku.
Disaat aku mendapatkan vonis itu kembali, aku tidak lagi takut dan aku tidak lagi marah kepada Tuhan. Aku bersyukur padanya, ia memberikan aku kesempatan lebih lama di dunia ini untuk dapat bersama sahabat, keluargaku dan kekasihku.Walau air mata berjatuhan disampingku, aku berusaha untuk tegar dan mengatakan kepada semua orang, kalau ujian dalam hidupku adalah tanda sayang Tuhan kepadaku.
Dokter yang menyelamatkan hidupku pertama kalinya menyerah, ia tidak sanggup lagi menyelamatkanku. Aku hanya tersenyum dan berjanji untuk bertahan hidup hingga aku bisa melewatkan ujian terakhirku di dunia ini agar bisa lulus di bangku SMP. Walau aku buta dan lumpuh, aku berjanji pada Tuhan dan sahabat-sahabatku untuk lulus dan memakai seragam SMA.
Sobat, hidup adalah anugerah yang indah. Atas kebaikan Tuhan, aku mampu mengikuti ujian sekolah dengan kondisiku yang semakin parah. Aku bersyukur karena bisa lulus dengan baik dan sampai akhirnya mampu memakai seragam rok abu-abu bersama sahabat-sahabatku walau hanya sehari disaat sebelum aku harus dilarikan ke rumah sakit karena darah terus mengalir di hidungku.Kematianku semakin dekat dan itu bisa kurasakan disaat hembusan nafasku semakin berat.
Tapi aku tidak ingin pergi dari dunia ini tanpa menuliskan suratku kepada Tuhan..surat yang telah membuatku hidup sebagai seorang gadis yang berjuang untuk hidup dan ribuan anak-anak lain yang mengalami penyakit kanker yang sama denganku.
Aku berharap ketika aku tidak ada lagi di dunia ini, kisahku menjadi inspirasi bagi siapapun yang ada di dunia ini untuk bersyukur akan hidup. Karena Tuhan begitu mencintai kita dengan cobaannya.
Sobat.. bila ada tawa di dunia ini, maka akan ada tangis disampingnya.


Surat Kecil Untuk Tuhan

Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini.

Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku,
terjadi pada orang lain.

Tuhan…
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu

Tuhan…
Bolehkah aku memohon satu hal kecil untuk-Mu

Tuhan…
Biarkanlah aku dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya..

Tuhan…
Izinkanlah rambutku kembali tumbuh, agar aku bisa menjadi wanita seutuhnya.

Tuhan…
Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi
Agar aku bisa memberikan kebahagiaan
kepada ayah dan sahabat-sahabatku

Tuhan…
Berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa
Agar aku bisa memberikan arti hidup
kepada siapapun yang mengenalku..

Tuhan ..
Surat kecil-ku ini
adalah surat terakhir dalam hidupku
Andai aku bisa kembali…
Ke dunia yang Kau berikan padaku..

Ernest Prakasa at Stand Up Comedy Indonesia